Dua orang sedang berusaha menghayati lagu dan menyeimbangkan alunan suara dari alat musik yang dimainkannya. Satu orang memetik dan yang satu lagi meniup sambil memindahkan tangannya dari lubang yang satu ke lubang yang lain. Ya, inilah kecapi suling. Alat musik khas Jawa Barat.


Bagaimana kita tidak bangga akan kesenian yang kita miliki. Kecapi ternyata tidak hanya ada di negeri China. Jawa Barat sendiri memiliki alat musik yang mampu mengundang para penikmatnya terlarut dalam suara merdu.

Kita juga perlu tahu kecapi suling ini telah ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI di Kairo, Mesir. Pertunjukan pada Oktober 2008 itu pun semakin meriah dengan lagu-lagu yang dilantunkan mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang menuntut ilmu di negeri pyramid itu. Tidak tanggung-tanggung, penonton pun berat untuk beranjak dari tempat duduk masing-masing hingga lagu terakhir usai.


Kecapi yang dimiliki Jawa Barat sangat unik karena dimainkan bersama dengan suling. Dalam masyarakat Sunda, kecapi itu disebut “Kacapi”. Akhirnya, mereka menyebut Kacapi Suling. Tidak masalah hanya beda pelafalan saja.

Kacapi suling tentunya dapat dijumpai hampir di seluruh tataran Sunda. Biasanya disebut dengan perangkat waditra Sunda. Kecapi yang dimainkan terdiri dari kacapi indung atau kacapi perahu atau kacapi gelung.


Laras yang dipergunakan yaitu laras Salendro, Pelog atau Sorog. Berbeda dengan kacapi suling apabila menggunakan kacapi siter. Biasanya selain kacapi siter dan dan suling, digunakan pula satu set kendang dan satu set goong.


Laras yang dipergunakan tidak berbeda dengan yang biasa dipergunakan pertunjukan kacapi suling yang mempergunakan kacapi perahu, yaitu laras salendro, pelog, dan sorog.


Kecapi suling disajikan secara instrumentalia, tetapi tidak jarang digunakan sebagai pengiring nyanyian (kawih) baik secara Anggana Sekar maupun Rampak Sekar. Misalnya, mengiringi Juru Sekar yang melantunkan lagu Sinom Degung, Kaleon, Talutur, dan lain-lain.


Kecapi suling digemari mayoritas para kaum muda. Akan tetapi, tak ketinggalan para orangtua, baik yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan. Alat kecapinya sendiri sering dipakai beberapa kelompok seni lawak sebagai pengiring. Misalnya, pada pertunjukan Mang Ukok. Tidak hanya mengiringi lagu-lagu Sunda, tetapi juga lagu-lagu asing.


Di samping perangkat kecapi dan suling ada pula perangkat Kecapi Biola dan Kecapi Rebab yang membawakan lagu-lagu yang sama. Dalam penyajiannya, kecapi memainkan bagian kerangka iramanya sedangkan bagian lagunya dimainkan oleh Suling, Biola atau Rebab. Adapun tangga nada atau laras yang dalam Karawitan Sunda disebut dengan Surupan.


Dalam perkembangannya baik Kacapi Suling yang menggunakan Kacapi Parahu maupun Kacapi Sitter, sexing dipergunakan untuk mengiringi Narasi Sunda dalam acara Ngaras dan Siraman Panganten Sunda, Siraman Budak Sunatan, Siraman Tingkeban. Selain instrumentalia disajikan pula lagu-lagu yang rumpakanya disesuaikan dengan kebutuhan acara yang akan di laksanakan.




Referensi:

www.jabar.go.id/jabar/public/34437/menu.htm?id=74401